Candi Kidal dibangun pada 1248 M, setelah upacara pemakaman 'Cradha' untuk Raja Anusapati dari Kerajaan Singasari. Tujuan pembangunan candi ini adalah untuk mendarmakan Raja Anusapati, agar sang raja dapat mendapat kemuliaan sebagai Syiwa Mahadewa. Dibangun pada masa transisi dari zaman keemasan pemerintahan kerajaan-kerajaan Jawa Tengah ke kerajaan-kerajaan Jawa Timur, pada Candi Kidal dapat ditemui perpaduan corak candi Jawa Tengah dan candi Jawa Timur. Sebagian pakar bahkan menyebut Candi Kidal sebagai prototipe candi Jawa Timuran.
Bangunan candi seluruhnya terbuat dari batu andesit dan berdimensi geometris vertikal. Di sekeliling halaman candi terdapat susunan batu yang berfungsi sebagai pagar. Tubuh candi berdiri diatas batur (kaki candi) setinggi sekitar 2 m. Untuk mencapai selasar di lantai kaki candi dibuat tangga batu tepat di depan pintu. Yang menarik, anak tangga dibuat tipis-tipis, sehingga dari kejauhan tampak seperti bukan tangga masuk yang sesungguhnya. Tangga batu ini tidak dilengkapi pipi tangga berbentuk ukel, sebagaimana yang banyak dijumpai di candi lainnya, namun di kiri-kanan anak tangga pertama terdapat badug (tembok rendah) berbentuk siku yang menutup sisi samping dan sebagian sisi depan kaki tangga. Badug semacam ini tidak terdapat di candi lain.
Uraian bangunan Candi:
Bentuk dari Candi Kidal merupakan bentuk dari bangunan masa Jawa Timur yang berkembang pada abad XII-XIII M. yang terbagi atas tiga bagian.
1. Bagian Kaki (Upapitha)
Bagian kaki atau disebut Bhurloka,yaitu gambaran dari alam manusia atau dunia maanusia. Kaki candi dibuat tinggi dengan penampilan pada pintu masuk yang memiliki tangga. Bagian kaki ditopangan oleh adanya alas yang berbentuk persegi panjang (mendekati bujur sangkar). Kaki candi dihiasai dengan prlipit maupun ornament. Pada sisi brat terdapat pintu masuk. Pipi tngga berbentuk lengkung dengan beerujung kepada kepala naga atau ular bermahkota yang dalam mitos Hindu dihubungkn dengan alaam bawah yaitu air atau wanita.
Bangunan candi seluruhnya terbuat dari batu andesit dan berdimensi geometris vertikal. Di sekeliling halaman candi terdapat susunan batu yang berfungsi sebagai pagar. Tubuh candi berdiri diatas batur (kaki candi) setinggi sekitar 2 m. Untuk mencapai selasar di lantai kaki candi dibuat tangga batu tepat di depan pintu. Yang menarik, anak tangga dibuat tipis-tipis, sehingga dari kejauhan tampak seperti bukan tangga masuk yang sesungguhnya. Tangga batu ini tidak dilengkapi pipi tangga berbentuk ukel, sebagaimana yang banyak dijumpai di candi lainnya, namun di kiri-kanan anak tangga pertama terdapat badug (tembok rendah) berbentuk siku yang menutup sisi samping dan sebagian sisi depan kaki tangga. Badug semacam ini tidak terdapat di candi lain.
Uraian bangunan Candi:
Bentuk dari Candi Kidal merupakan bentuk dari bangunan masa Jawa Timur yang berkembang pada abad XII-XIII M. yang terbagi atas tiga bagian.
1. Bagian Kaki (Upapitha)
Bagian kaki atau disebut Bhurloka,yaitu gambaran dari alam manusia atau dunia maanusia. Kaki candi dibuat tinggi dengan penampilan pada pintu masuk yang memiliki tangga. Bagian kaki ditopangan oleh adanya alas yang berbentuk persegi panjang (mendekati bujur sangkar). Kaki candi dihiasai dengan prlipit maupun ornament. Pada sisi brat terdapat pintu masuk. Pipi tngga berbentuk lengkung dengan beerujung kepada kepala naga atau ular bermahkota yang dalam mitos Hindu dihubungkn dengan alaam bawah yaitu air atau wanita.
Tangga Candi Kidal ( Sumber : Hasil Survey)
Bidang kaki candi dihiasi dengan pelapik mistar yang memanjang penuh ragam hiasan., ada jemabangan teratai dan medallion. Jambangan teratai melambangkan kesuburan “kehidupn bru yang baru bangkit dari kematian”. Dengan demikian benar bahwa candi kidal sebagi candi pendharman Raja Anusapaati. Motif medallion yng dalamnydihiasidngan sulurtrai dan binatang, motif ii sebagai gambaran alam gunung . gunung memilikiunsur flora dan fauna dengn demikaian motif ini mempertegas bahwa candi adalah suaatu gambaan dari gunung suci.
Hiasan lainya pada kaki candi adalah fragmen relief “Garudya” fragmen relief ini merupakaan suatu adegan kunci dari suatu cerita “mahabrata” pada parwa pertama atau “Adiparwa” yang menceritakan tentang sang garuda.fragmen ini terdapat disebelah selatan yang menggambarkan seekor burung garuda sedang menggendong ular.
Bidang kaki candi dihiasi dengan pelapik mistar yang memanjang penuh ragam hiasan., ada jemabangan teratai dan medallion. Jambangan teratai melambangkan kesuburan “kehidupn bru yang baru bangkit dari kematian”. Dengan demikian benar bahwa candi kidal sebagi candi pendharman Raja Anusapaati. Motif medallion yng dalamnydihiasidngan sulurtrai dan binatang, motif ii sebagai gambaran alam gunung . gunung memilikiunsur flora dan fauna dengn demikaian motif ini mempertegas bahwa candi adalah suaatu gambaan dari gunung suci.
Hiasan lainya pada kaki candi adalah fragmen relief “Garudya” fragmen relief ini merupakaan suatu adegan kunci dari suatu cerita “mahabrata” pada parwa pertama atau “Adiparwa” yang menceritakan tentang sang garuda.fragmen ini terdapat disebelah selatan yang menggambarkan seekor burung garuda sedang menggendong ular.
Fragmen Garuda sedang menggendong ular (Fragmen relief kaki candi sebelah selatan )(Sumber : Hasil Survey)
Fragmen reliaef kaki candi sebelah timur. Fragmen Garuda sedang membawa guci amerta, relief ini menceritkan Garuda menghamba kepadaDewi Kardu sekian lama, para ular sebenarnya adalah saudara garuda. Para ular berfikir Dewi Gardu memperbudak Garuda, yaitu Dewi Winta. Akhirnyapara ular berunding dengan Garuda dan mencapikesepaktan “Ibu Garuda dibebaskan tetapi dengan syarat ditukar dengan “Amerta”, yaitu minuman para Dewa yang tidak dapat membut makhluk mati jika meminumnya”.
Fragmen reliaef kaki candi sebelah timur. Fragmen Garuda sedang membawa guci amerta, relief ini menceritkan Garuda menghamba kepadaDewi Kardu sekian lama, para ular sebenarnya adalah saudara garuda. Para ular berfikir Dewi Gardu memperbudak Garuda, yaitu Dewi Winta. Akhirnyapara ular berunding dengan Garuda dan mencapikesepaktan “Ibu Garuda dibebaskan tetapi dengan syarat ditukar dengan “Amerta”, yaitu minuman para Dewa yang tidak dapat membut makhluk mati jika meminumnya”.
Fragmen Garuda sedang guci amertaa (Fragmen relief kaki candi sebelah Timur)(Sumber : Hasil Survey)
Fregmen relief pada kaki candi sebelah utara menggambarkaan Garuda sedang menggondong Ibunya, Dewi winata yang dibeelaknagnya tampak ada ular.
Fregmen relief pada kaki candi sebelah utara menggambarkaan Garuda sedang menggondong Ibunya, Dewi winata yang dibeelaknagnya tampak ada ular.
Fragmen Garuda sedang menggondong Ibunya, Dewi wintaa (Fragmen relief kaki candi sebelah Timur)(Sumber : Hasil Survey)
2. Bagian Badan (Vimana)
Bagian badan atau yang disebut Bhaloka yaitu gambaran alam antara atau langit. Pada bagian badan candi dihiasi dengan pelapik bawah’ pelapik tengan dan pelapikatass yng dihias pula dengan hiasn lingkar-lingkaran yang hamper serupa dengan yang ada pada kaki candi.
Pada Relung sebelah selatan dahulu diisi arca Nandicwara, disebelah timur pintu masuk berisi Mahakala, disiisi utara terdapat sebuah relung yang dahulunya berisi arca Durgamahisasuramardini. Disisi timur (bagian belakang candi) terdapat lerung kosong dahulu relung ini diisi arca Ganesha.
Pada ambangpintu masuk dihisi denganukiran daun-daaunan sedangkan ambang pintu tas dihiasi ‘kepala kala”. Dissini kepala lebih menyerupi wajah manusia raksasa atau yang dikenal dengan nama “Banaspati’. Maksud dari adanya hiasan “Kala” ini agaruntuk penolak bala atu kekuatan-kekuatan jahat. Hiasan kala ini disebut Kirttimuka yitu maak yng ditugaskan oleh Dewa Siwauntuk menjaga tempat suci.
2. Bagian Badan (Vimana)
Bagian badan atau yang disebut Bhaloka yaitu gambaran alam antara atau langit. Pada bagian badan candi dihiasi dengan pelapik bawah’ pelapik tengan dan pelapikatass yng dihias pula dengan hiasn lingkar-lingkaran yang hamper serupa dengan yang ada pada kaki candi.
Pada Relung sebelah selatan dahulu diisi arca Nandicwara, disebelah timur pintu masuk berisi Mahakala, disiisi utara terdapat sebuah relung yang dahulunya berisi arca Durgamahisasuramardini. Disisi timur (bagian belakang candi) terdapat lerung kosong dahulu relung ini diisi arca Ganesha.
Pada ambangpintu masuk dihisi denganukiran daun-daaunan sedangkan ambang pintu tas dihiasi ‘kepala kala”. Dissini kepala lebih menyerupi wajah manusia raksasa atau yang dikenal dengan nama “Banaspati’. Maksud dari adanya hiasan “Kala” ini agaruntuk penolak bala atu kekuatan-kekuatan jahat. Hiasan kala ini disebut Kirttimuka yitu maak yng ditugaskan oleh Dewa Siwauntuk menjaga tempat suci.
Kepala Kala Sumber : Hasil Survey)
Terdapat suatu keistimewan yang ada pada dinding sisi utara yaitu hiasan “kal-parijata” pada atas ambng pintu relung. Hiasan muk kal diatas ambang pintu relung yang diatasnya terdapat hiasan semacam lidah api atau trisula. Hiasan ini sebagai gambaran dari pohon hayat. Dalam kesenian Jawa Tengah dikenal dengan hiasan pohon hayat “Kalpataru”, tetapi diJawa Timur pohon hayat lebih dikenal sebagi “Parijat”
Didalam ruangan candi dulunya terdapt arca siwa yang berdiri diatas pedestral atau sebuah lingga. Karena menurut Negarakertagama merupakan tempat pendharmaan Raja Anusapati yang diwujudkan sebagai arca Siwa, arca Siwa ini sekarang disimpan di Museum Royal institute Amsterdam.
Terdapat suatu keistimewan yang ada pada dinding sisi utara yaitu hiasan “kal-parijata” pada atas ambng pintu relung. Hiasan muk kal diatas ambang pintu relung yang diatasnya terdapat hiasan semacam lidah api atau trisula. Hiasan ini sebagai gambaran dari pohon hayat. Dalam kesenian Jawa Tengah dikenal dengan hiasan pohon hayat “Kalpataru”, tetapi diJawa Timur pohon hayat lebih dikenal sebagi “Parijat”
Didalam ruangan candi dulunya terdapt arca siwa yang berdiri diatas pedestral atau sebuah lingga. Karena menurut Negarakertagama merupakan tempat pendharmaan Raja Anusapati yang diwujudkan sebagai arca Siwa, arca Siwa ini sekarang disimpan di Museum Royal institute Amsterdam.
Arca Siwa sikap ‘Lingkar mudra’sebagai perwujudn Raja Anusapati
(Sumber : http://pamantulis.blogspot.com/2012/12/candi-kidal_1.html)
3. Bagian Puncak (Cikhara)
Bagian Puncak atau disebut pula Swahloka, yaitu Gambaran alamsurgawi atau Khayangan para Dewa. Pada bagian atap candi sebagian runtuh pada puncaknya. Bentuk asli pucaknya didugaa berbentuk kubus seperti puncaak baangunan relungyang terdapat pada badaan candi.hiasan yng terdapat di pucuk candi antara lain motif ‘tumpul’yaitu hiassan gunuung terbalik yang berisi dengan sulur-sulur, motifsimbar (antefix), pelipis serta geometris lainya.
(Sumber : http://pamantulis.blogspot.com/2012/12/candi-kidal_1.html)
3. Bagian Puncak (Cikhara)
Bagian Puncak atau disebut pula Swahloka, yaitu Gambaran alamsurgawi atau Khayangan para Dewa. Pada bagian atap candi sebagian runtuh pada puncaknya. Bentuk asli pucaknya didugaa berbentuk kubus seperti puncaak baangunan relungyang terdapat pada badaan candi.hiasan yng terdapat di pucuk candi antara lain motif ‘tumpul’yaitu hiassan gunuung terbalik yang berisi dengan sulur-sulur, motifsimbar (antefix), pelipis serta geometris lainya.
Puncak Candi Kidal yang disebut Swahloka (Sumber :Hasil survey )