Candi Jago juga dimaksudkan sebagai penolak bala tuah keris Mpu Gandring yang dikatakan akan memakan tujuh keturunan Ken Arok. Wisnuwardahana juga mengangkat Narasingamurti yang masih saudara namun beda bapak sebagai pendamping utama dalam menjalankan pemerintahan sehingga periode pemerintahannya disebut dengan 2 naga kepala tunggal.Tujuannya adalah untuk mengakhiri jurang perpecahan antara para keturunan Ken Arok dan Kendedes.
Candi Jago (Sumber :Hasil survey )
Di halaman candi tergeletak sebuah patung tanpa kepala. Patung juga merupakan perwujudan Amoghapasa. Hal ini diketahui dari tulisan nagari yang dipahatkan sebelah atasnya serta atribut dan ciri khasnya. Terdapat juga sisa-sisa 3 kepala kala yang dulunya terletak diatas pintu masuk dan bilik-bilik candi. arca inilah yang disebutkan dalam Negarakertagama sebagai perwujudan dari Raja Wisnuwardhana. Disamping arca tersebut terdapat arca Bhairawa yang juga putus kepalanya dan beberapa arca kecil lainnya.
Di halaman candi tergeletak sebuah patung tanpa kepala. Patung juga merupakan perwujudan Amoghapasa. Hal ini diketahui dari tulisan nagari yang dipahatkan sebelah atasnya serta atribut dan ciri khasnya. Terdapat juga sisa-sisa 3 kepala kala yang dulunya terletak diatas pintu masuk dan bilik-bilik candi. arca inilah yang disebutkan dalam Negarakertagama sebagai perwujudan dari Raja Wisnuwardhana. Disamping arca tersebut terdapat arca Bhairawa yang juga putus kepalanya dan beberapa arca kecil lainnya.
perwujudan Amoghapasa, rca Ini sbagai perwujudan Raja Anusapati(Sumber :Hasil survey )
Hal menarik adalah kaki candi berbentuk bangunan berundak dan tersusun atas 3 tingkatan dan semakin keatas makin kecil serta agak menjorok kedalam. Pola ini memberikan suatu bidang cukup luas dibagian depan sehingga tepat sebagai tempat bersimpuh atau untuk melakukan ritual para pemujanya. Pada masing-masing tingkatan dihubungkan oleh 2 tangga dan masing-masing diapit oleh sepasang sandaran tangan besar dengan hiasan depan bermotif relief segitiga yang khas Jawa Timuran disebut tumpal.
Uraian Bangunan Candi :
1. Tantri
Pada undak-undakan pertama yang disebut Tantri, sudut Barat laut mulailah cerita relief-relief yang menggambarkan ceritera-ceritera binatang. Di sini terlukis ada dua ekor kura kura menggigit bilah kayu yang di bawa terbang oleh seekor angsa. Di tengah perjalanan mereka bertenu dengan sekelompok srigala yang menghina kura-kura. Karena kura-kura tak tahan dihina mereka membalas, akibatnya mereka terjatuh karena gigitan pada kayu mereka lepas demi membalas hinaan para srigala, akhirnya para srigala memangsa 2 ekor kura-kura tersebut. Pada undak-undakan pertama, sudut Barat laut mulailah cerita relief-relief yang menggambarkan ceritera-ceritera binatang. Di sini terlukis ada dua ekor kura kura menggigit bilah kayu yang di bawa terbang oleh seekor angsa. Di tengah perjalanan mereka bertenu dengan sekelompok srigala yang menghina kura-kura. Karena kura-kura tak tahan dihina mereka membalas, akibatnya mereka terjatuh karena gigitan pada kayu mereka lepas demi membalas hinaan para srigala, akhirnya para srigala memangsa 2 ekor kura-kura tersebut.
Hal menarik adalah kaki candi berbentuk bangunan berundak dan tersusun atas 3 tingkatan dan semakin keatas makin kecil serta agak menjorok kedalam. Pola ini memberikan suatu bidang cukup luas dibagian depan sehingga tepat sebagai tempat bersimpuh atau untuk melakukan ritual para pemujanya. Pada masing-masing tingkatan dihubungkan oleh 2 tangga dan masing-masing diapit oleh sepasang sandaran tangan besar dengan hiasan depan bermotif relief segitiga yang khas Jawa Timuran disebut tumpal.
Uraian Bangunan Candi :
1. Tantri
Pada undak-undakan pertama yang disebut Tantri, sudut Barat laut mulailah cerita relief-relief yang menggambarkan ceritera-ceritera binatang. Di sini terlukis ada dua ekor kura kura menggigit bilah kayu yang di bawa terbang oleh seekor angsa. Di tengah perjalanan mereka bertenu dengan sekelompok srigala yang menghina kura-kura. Karena kura-kura tak tahan dihina mereka membalas, akibatnya mereka terjatuh karena gigitan pada kayu mereka lepas demi membalas hinaan para srigala, akhirnya para srigala memangsa 2 ekor kura-kura tersebut. Pada undak-undakan pertama, sudut Barat laut mulailah cerita relief-relief yang menggambarkan ceritera-ceritera binatang. Di sini terlukis ada dua ekor kura kura menggigit bilah kayu yang di bawa terbang oleh seekor angsa. Di tengah perjalanan mereka bertenu dengan sekelompok srigala yang menghina kura-kura. Karena kura-kura tak tahan dihina mereka membalas, akibatnya mereka terjatuh karena gigitan pada kayu mereka lepas demi membalas hinaan para srigala, akhirnya para srigala memangsa 2 ekor kura-kura tersebut.
Tantri yaitu cerita relief-relief yang menggambarkan ceritera-ceritera binatang (Sumber :Hasil survey )
2. Kunjarakarna
Disudut timur laut mulailah rangkaian relief cerita yang berlatar belakang agama Budha, yaitu menggambarkan riwayat Yaksa atau raksasa Kunjarakarna. Dilukiskan Yaksa Kunjarakarna menghadap kepada dewa tertinggi, Sang Wairocana untuk mempelajari agama Buda. Atas nasehatnya ia pergi keneraka, setelah tibas disana ia melihat siksaan-siksaan yang harus diderita oleh roh-roh makhluk yang berdosa di dunia. Alangkah terkejutnya ia ketika melihat bahwa kancah penyiksaan yang berbentuk lembu itu dipersiapkan untuk menyiksa sahabatnya yang bernama
Dengan bergegas-gegas Kunjarakarna kembali kedunia untuk memberitahukan perjalanannya dineraka kepada Purnawijaya. Ia menasehati agar Purnawijaya ikut menghadap kepada Wairocana supaya mendapat ampunan atas kesesatannya dahulu. Setelah Purnawijaya menunjukkan bahwa ia betul-betul bertaubat maka diberilah ia keringanan hukuman oleh sang Wairocana. Dan betulah setelah Purnawijaya turun keneraka untuk menjalani siksanya selama 10 hari dalam ketel, pecahlah ketel penyiksaan tersebut dan berubah menjadi telaga yang indah dan batang pohon dewata ditengahnya. Setelah ia pulang kedunia, maka ia memberikan puji-pujian kepada yang maha tinggi beserta istri dan pengikutnya. Cerita ini diselesaikan pada lapik undak undak kedua. Disini ceritera dimulai pada sudut barat laut dan mungkin berjalan terus sampai sudut tenggara, namun sayang bagian tersebut telah hilang.
2. Kunjarakarna
Disudut timur laut mulailah rangkaian relief cerita yang berlatar belakang agama Budha, yaitu menggambarkan riwayat Yaksa atau raksasa Kunjarakarna. Dilukiskan Yaksa Kunjarakarna menghadap kepada dewa tertinggi, Sang Wairocana untuk mempelajari agama Buda. Atas nasehatnya ia pergi keneraka, setelah tibas disana ia melihat siksaan-siksaan yang harus diderita oleh roh-roh makhluk yang berdosa di dunia. Alangkah terkejutnya ia ketika melihat bahwa kancah penyiksaan yang berbentuk lembu itu dipersiapkan untuk menyiksa sahabatnya yang bernama
Dengan bergegas-gegas Kunjarakarna kembali kedunia untuk memberitahukan perjalanannya dineraka kepada Purnawijaya. Ia menasehati agar Purnawijaya ikut menghadap kepada Wairocana supaya mendapat ampunan atas kesesatannya dahulu. Setelah Purnawijaya menunjukkan bahwa ia betul-betul bertaubat maka diberilah ia keringanan hukuman oleh sang Wairocana. Dan betulah setelah Purnawijaya turun keneraka untuk menjalani siksanya selama 10 hari dalam ketel, pecahlah ketel penyiksaan tersebut dan berubah menjadi telaga yang indah dan batang pohon dewata ditengahnya. Setelah ia pulang kedunia, maka ia memberikan puji-pujian kepada yang maha tinggi beserta istri dan pengikutnya. Cerita ini diselesaikan pada lapik undak undak kedua. Disini ceritera dimulai pada sudut barat laut dan mungkin berjalan terus sampai sudut tenggara, namun sayang bagian tersebut telah hilang.
Kunjarakarna yaitu cerita relief yang berlatar belakang agama Budha menggambarkan riwayat Yaksa atau Raksasa
(Sumber : http://sejarah-puri-pemecutan.blogspot.com/2010/01/candi-jago.html)
3. Parthayajna dan Arjunawiwaha
Pada undak-undak pertama, sudut barat daya mulailah ceritera Parthayajna, yaitu cerita permainan judi yang dilakukan oleh para Pandawa dengan para Kurawa. Di ceritakan gara-gara permainan judi yang curang dari para Kurawa maka Pandawa kehilangan semua harta miliknya, kerajaannya dan Droupadi istri para pandawa. Selain itu para pandawa juga harus dibuang kedalam hutan selama 15 tahun. Atas nasehat sahabat mereka, Widura, maka Arjuna memisahkan diri dari keluarganya untuk bertapa di gunung Indrakila, supaya mendapat senjata sakti untuk memerangi para Kurawa kelak.
Dalam perjalanan ia mengalami berbagai kejadian; ia menginsafkan seorang gadis yang jatuh cinta kepadanya,juga bertemu dengan dewi Cri yang menambah semangat, dewa Kama, dan permaisurinya Rati di dekat sebuah danau, dan ditolong oleh mereka berperang melawan raksasa Nalamala yang keluar dari danau itu. Setelah ia berubah menjadi Mahadewa sebagai akibat pemujaannya, bertemu dengan pertapa Dwaipayana yang memeberi pelajaraan dan ia mendki gunung indrakila.
Pada undak-undak ketiga cerita arjuna itu dilanjutkan dengan relief cerita arjunawiwaha, dibaca mulai dari sudut barat daya. Cerita itu dimulai dengan persiapan para bidadari yang di utus dewa Indra untuk menguji Arjuna yang sedang bertapa. Setelah mencoba menggoda arjuna berkali-kali tapi tidak juga berhasil, merekapun kembali ke kayangan dewa indera. Sementara itu raja sekalian raksasa Niwatakawaca mengutus raksasa muka untuk membunuh Arjuna dalam bentuk seekor babi yang mengacau hutan-hutan disekitar pertapaan. Arjuna terkejut lalu memburu babi tersebut.
Disaat bersamaan dengan Arjuna, dewa Ciwa yang menyamar sebagai seorang pemburu melesatkan panahnya, kedua panah tersebut bersatu lalu terjadilah perselisihan antara kaduanya. Saat Arjuna hampir kalah memegang kaki lawannya, saat itulah pemburu tersebut berubah dalam bentuk Ciwa Ardhanariswara. Setelah itu Arjuna dianugerahi panah pusaka, Pasopati namanya. Setelah itu Arjuna menuju istana dewa indera di kayangan. Ia mendapat tugas menyusup ke istana raksasa Niwatakawaca untuk mengetahui kelemahannya bersama bidadari Suprabha yang di idamidamkan sang rajaraksasa. dengan tipu muslihat berhasillah ia, lalu raja raksasa itu bersama dengan pengikutnya tewas dalam pertempuran melawan para Dewa. Di akhir cerita digambarkan Arjuna di puji-pujin oleh para dewa.
(Sumber : http://sejarah-puri-pemecutan.blogspot.com/2010/01/candi-jago.html)
3. Parthayajna dan Arjunawiwaha
Pada undak-undak pertama, sudut barat daya mulailah ceritera Parthayajna, yaitu cerita permainan judi yang dilakukan oleh para Pandawa dengan para Kurawa. Di ceritakan gara-gara permainan judi yang curang dari para Kurawa maka Pandawa kehilangan semua harta miliknya, kerajaannya dan Droupadi istri para pandawa. Selain itu para pandawa juga harus dibuang kedalam hutan selama 15 tahun. Atas nasehat sahabat mereka, Widura, maka Arjuna memisahkan diri dari keluarganya untuk bertapa di gunung Indrakila, supaya mendapat senjata sakti untuk memerangi para Kurawa kelak.
Dalam perjalanan ia mengalami berbagai kejadian; ia menginsafkan seorang gadis yang jatuh cinta kepadanya,juga bertemu dengan dewi Cri yang menambah semangat, dewa Kama, dan permaisurinya Rati di dekat sebuah danau, dan ditolong oleh mereka berperang melawan raksasa Nalamala yang keluar dari danau itu. Setelah ia berubah menjadi Mahadewa sebagai akibat pemujaannya, bertemu dengan pertapa Dwaipayana yang memeberi pelajaraan dan ia mendki gunung indrakila.
Pada undak-undak ketiga cerita arjuna itu dilanjutkan dengan relief cerita arjunawiwaha, dibaca mulai dari sudut barat daya. Cerita itu dimulai dengan persiapan para bidadari yang di utus dewa Indra untuk menguji Arjuna yang sedang bertapa. Setelah mencoba menggoda arjuna berkali-kali tapi tidak juga berhasil, merekapun kembali ke kayangan dewa indera. Sementara itu raja sekalian raksasa Niwatakawaca mengutus raksasa muka untuk membunuh Arjuna dalam bentuk seekor babi yang mengacau hutan-hutan disekitar pertapaan. Arjuna terkejut lalu memburu babi tersebut.
Disaat bersamaan dengan Arjuna, dewa Ciwa yang menyamar sebagai seorang pemburu melesatkan panahnya, kedua panah tersebut bersatu lalu terjadilah perselisihan antara kaduanya. Saat Arjuna hampir kalah memegang kaki lawannya, saat itulah pemburu tersebut berubah dalam bentuk Ciwa Ardhanariswara. Setelah itu Arjuna dianugerahi panah pusaka, Pasopati namanya. Setelah itu Arjuna menuju istana dewa indera di kayangan. Ia mendapat tugas menyusup ke istana raksasa Niwatakawaca untuk mengetahui kelemahannya bersama bidadari Suprabha yang di idamidamkan sang rajaraksasa. dengan tipu muslihat berhasillah ia, lalu raja raksasa itu bersama dengan pengikutnya tewas dalam pertempuran melawan para Dewa. Di akhir cerita digambarkan Arjuna di puji-pujin oleh para dewa.
Parthayajna, yaitu cerita permainan judi yang dilakukan oleh para Pandawa dengan para Kurawa
(Sumber : http://sejarah-puri-pemecutan.blogspot.com/2010/01/candi-jago.html)
4. Kresnyana
Pada tubuh candi hanya sebagian kecil saja yang tersisa. Relief pada tubuh candi ini menggambarkan cerita Kresnayana. Digambarkan episode peperangan antara Kresna dengan raja raksasa Kalayawana. Kresna melarikan diri kedalam goa, dimana raja Mucukunda tertidur melepaslelah setelah peperangan bersama para dewa melawan para raksasa. Sebagai hadiah atas bantuannya itu ia memperoleh kesaktian dapat membakar siapa saja yang berani mengganggu tidurnya. Karena dikejar-kejar oleh Kalayawana, Kresna masuk kedalam goa dan bersembunyi di belakang tempat tidur Mucukunda. Kalayawana yang tidak berhati-hasti itu menendang Mucukunda, karena disangka Krisna. Maka bersama dengan tentaranya ia terbakar oleh api yang keluar dari pandangan mata Mucukunda.
(Sumber : http://sejarah-puri-pemecutan.blogspot.com/2010/01/candi-jago.html)
4. Kresnyana
Pada tubuh candi hanya sebagian kecil saja yang tersisa. Relief pada tubuh candi ini menggambarkan cerita Kresnayana. Digambarkan episode peperangan antara Kresna dengan raja raksasa Kalayawana. Kresna melarikan diri kedalam goa, dimana raja Mucukunda tertidur melepaslelah setelah peperangan bersama para dewa melawan para raksasa. Sebagai hadiah atas bantuannya itu ia memperoleh kesaktian dapat membakar siapa saja yang berani mengganggu tidurnya. Karena dikejar-kejar oleh Kalayawana, Kresna masuk kedalam goa dan bersembunyi di belakang tempat tidur Mucukunda. Kalayawana yang tidak berhati-hasti itu menendang Mucukunda, karena disangka Krisna. Maka bersama dengan tentaranya ia terbakar oleh api yang keluar dari pandangan mata Mucukunda.
Parthayajna, yaitu cerita permainan judi yang dilakukan oleh para Pandawa dengan para Kurawa
(Sumber : http://sejarah-puri-pemecutan.blogspot.com/2010/01/candi-jago.html)
(Sumber : http://sejarah-puri-pemecutan.blogspot.com/2010/01/candi-jago.html)